Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik.
Makalah dengan judul “Ilmu Alamiah Dasar“ ini dibuat guna memenuhi tugas ujian tengah
semester mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar, dan juga sebagai bahan pembelajaran di
kalangan mahasiswa.
Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan,
saya menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat saya harapkan, guna menyempurnakan makalah
selanjutnya.
Saya juga mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu sehingga tugas
makalah ini dapat terselesaikan.
Ternate,
19 November 2016
ANGGI D.PUTRA, S.H
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam era
globalisasi ini telah banyak bermunculan ilmu pengetahuan yang mutakhir
dimana-mana, yang semua itu akan berdampak pada kehidupan kita didunia. Salah
satu dari beberapa ilmu itu adalah ilmu alamiah dasar.
Kita sebagai
para calon pendidik pun masih banyak kelemahan dalam penguasaan ilmu, banyak
belum mengenal ilmu-ilmu tersebut. Khususnya ilmu kealaman dasar yang penting
bagi kakir kita mendatang.
Hakiakat ilmu
kealaman dasar itu pun mampu menjadi dasar bagi kita untuk melangkah dalam
mempelajari mata kuliah ini. Serta peranannya yang besar bagi perkembangan kita
untuk hidup dalam masyarakat. IAD Memberikan arah yang jelas.
Ilmu
pengeetahuan tercipta karena adanya kebutuhan manusia untuk menguasai alam
semesta dalam rangka mempertahankan hidupnya. Sesuai dengan perkembanan
kebutuhan manusia, ilmu pun selalu berkembang dengan cepat. Ilmu dapat
memberikan dampak yang bermacam-macam terhadap kehidupan manusia.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
langkah-langkah dalam metode ilmiah ?
2. Bagaimana
sistem reproduksi manusia dan hewan ?
3. Bagaimanakah
keanekaragaman manusia dan hewan ?
4. Bagaimana
hakekat pembelajaran Ilmu Alamiah Dasar ?
5.
Bagaimana terbentuknya
alam semesta, tata surya, dan bumi ?
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Langkah-Langkah
Metode Ilmiah
Karena metode
ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah
yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau
tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah
metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1.
Merumuskan
Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah
didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus
dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya
diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk
mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian
menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin
memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya
sendiri belum dirumuskan.
2.
Merumuskan
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari
rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah
dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis
sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada
proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan
penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu
melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan
data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah
dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
3.
Mengumpulkan
Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang
agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan
data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode
ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya.
Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan
dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan
bergantung pada data yang dikumpulkan.
4.
Menguji
Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa
hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan.
Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis.
Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau
menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena
itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu
menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang
tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu
penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan
ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
5.
Merumuskan
Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir
ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan
simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya.
Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat
tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan
dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu
ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya
penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang
diajukannya.
B.
Resume
Tentang Reproduksi Manusia Dan Hewan
1.
Sistem
Reproduksi Pada Manusia
Sistem reproduksi pada manusia merupakan
suatu rangkaian proses berkembang biak yang menghasilkan keturunan. Setiap
makhluk hidup dimuka bumi ini melakukan sistem reproduksi untuk melestarikan
jenisnya, tidak terkecuali manusia. Manusia sebagai makhluk hidup juga
mengalami reproduksi demi melestarikan keturunannya. Sistem reproduksi
masing-masing makhluk hidup tidak akan sama karena berbeda jenis. Pada
kesempatan kali ini yang akan dibahas yakni sistem reproduksi pada manusia. Dimana
manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena diberi
akal untuk berpikir. Langsung saja berikut penjelasan tentang sistem reproduksi
pada manusia.Reproduksi pada manusia atau terbentuknya manusia baru dimulai
dari bertemunya sel kelamin laki-laki (sperma) dengan perempuan (sel telur).
Supaya bisa mereproduksi harus terdapat alat reproduksi yang dapat menghasilkan
manusia baru, baik alat reproduksi pria maupun wanita.
a.
Sistem Reproduksi Pria
Manusia sebagai makhluk hidup tentu
melakukan reproduksi untuk melestarikan keturunan. Supaya bisa menghasilkan
keturunan, manusia membutuhkan alat reproduksi baik pria maupun wanita. Alat
reproduksi pada pria maupun wanita terdiri dari beberapa bagian yang disebut
dengan sistem reproduksi yang nantinya melahirkan keturunan. Sama halnya sistem
reproduksi pria yang harus menggunakan alat reproduksi pria yang terdiri dari
beberapa bagian untuk bisa menghasilkan keturunan. Bagian alat reproduksi pria
terdiri dari antara lain:
§ Testis,
merupakan tempat pembentukan sperma atau spermatogenesis yang berlangsung 2-3
minggu. Sel sperma tersebut akan keluar melalui saluran sperma menuju ke p3nis.
Testis ini terletak diluar tubuh, bentuknya bulat menyerupai telur dengan
jumlah dua telur.
§ Epididimis,
merupakan tempat pematangan sperma sebelum dikeluarkan melalui p3nis. Seorang
pria normal akan memiliki sepasang epididimis karena setiap testis memiliki
satu epididimis.
§ Vas
deferens, fungsinya untuk menghubungkan epididimis dengan uretra atau kantong
sperma.
§ Vesikula
seminalis, merupakan cairan yang bercampur dengan sperma selama perjalanan
menuju ke uretra. Vesikula seminalis ini akan menghasilkan makanan untuk sperma
selama perjalanan menuju sel telur.
§ Kelenjar
cowper, kelenjar penghasil lendir dan
dialirkan ke uretra. Lendir ini berfungsi untuk mendukung kehidupan sperma.
§ Uretra,
merupakan sebuah saluran urine yang menghubungkan dari kandung kemih menuju penis.
§ Penis,
merupakan organ pria yang berfungsi mengeluarkan sperma dan memindahkan ke
dalam rahim wanita.
§ Skrotum, merupakan kantong testis yang melindungi
testis dan mengatur suhu testis. Kantong ini bisa naik dan turun untuk menjaga
suhu testis selama pembentukan sperma. Ketika dingin, skrotum akan naik supaya
suhunya tetap hangat. Sebaliknya, ketika panas maka skrotum akan turun.
Seperti itulah sistem reproduksi pria
yang terdiri dari bagian-bagian alat reproduksi pria untuk menghasilkan
keturunan.
b. Sistem
Reproduksi Wanita
Manusia sebagai mahkluk yang berakal
pasti akan melakukan reproduksi untuk menghasilkan keturunan. Seperti halnya
makhluk hidup lainnya yang melakukan perkembang biakan demi kelestarian
jenisnya. Pembentukan manusia baru harus melalui sistem reproduksi pria dan
wanita. Namun, pada kesempatan ini akan membahas sistem reproduksi wanita yang
merupakan tempat pembuahan manusia baru. Sistem reproduksi pada wanita harus
melibatkan alat reproduksi pada wanita. Sedangkan alat reproduksi yang dimiliki
wanita memiliki beberapa bagian. Bagian-bagian dari alat reproduksi wanita
itulah yang dinamakan sistem repsoduksi pada wanita. Bagian alat reproduki
wanita terdiri dari antara lain :
§ Ovarium,
merupakan tempat pembentukan sel telur terletak pada rongga badan dengan jumlah
sepasang.
§ Tuba
falopi, saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Tuba falopi jumlahnya
sepasang dan menjadi tempat pembuahan sel telur oleh sperma.
§ Rahim,
merupakan tempat terbentuknya janin hingga kelahiran anak.
§ Vagina,
alat kelamin wanita yang menjadi tempat keluarnya bayi.
Pada waktu tertentu, ovarium yang
menjadi tempat pembentukan sel telur ini akan melepaskan sel-sel telur ke dalam
rahim yang terlebih dahulu melalui tuba falopi. Ketika sel telur berada di
falopi terdapat sperma yang masuk maka akan terjadi pembuahan. Sehingga
pembuahan terjadi pada di falopi. Sebaliknya, jika tidak ada sperma yang
membuahi selama sel telur berada dalam falopi makan tidak akan terjadi
pembuahan melainkan menstruasi pada wanita.
Sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma
dinamakan zigot yang kemudian bergerak meuju rahim. Selama perjalanan menuju
rahim, zigot telah membelah dirinya berkali-kali untuk membentuk embrio. Embrio
yang telah terbentuk akan menempel pada dinding rahim dan akan tumbuh kembang
di dalam rahim menjadi janin. Janin akan terus berkembang dari minggu ke minggu
dalam rahim wanita hingga kurang lebih 9 bulan lamanya.
Demikian sistem reproduksi wanita yang
dapat menghasilkan manusia baru untuk melestarikan keturunan. Pada dasarnya
sistem reproduksi pada manusia harus terdapat dua alat reproduksi yakni pria
dan wanita yang bertemu dan melakukan interaksi untuk menghasilkan janin.
2.
Sistem
Reproduksi Pada Hewan
Reproduksi hewan dapat dibedakan menjadi
dua macam yaitu secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan aseksual terjadi
tanpa peleburan sel kelamin jantan dan betina. Perkembangbiakan aseksual umumnya
terjadi pada hewan tingkat rendah atau tidak bertulang bekakang (avertebrata)
dan sebagian kecil vertebrata. Perkembangbiakan seksual terjadi pada hampir
seluruh tingkatan hewan. Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin
jantan dan alat betina dan ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan
(fertilisasi).
a. Perkembangbiakan
aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual pada
hewan invertebrata terjadi dengan cara antara lain :
§ Membelah
diri (pembelahan biner), yaitu
pembelahan diri dari satu sel menjadi dua sel baru. Misalnya, terjadi pada
Protozoa.
§ Fragmentasi,
yaitu pemisahan sebagian sel dari suatu koloni dan selanjutnya membentuk koloni
sel baru. Misalnya, terjadi pada Volvox.
§ Sporulasi
atau pembentukan spora, misalnya Plasmodium (penyebab malaria) pada fase oosit.
Oosit akan membelah dan selanjutnya akan menghasilkan sporozoit.
§ Pembentuhan
tunas, misalnya pada hewan Hydra dan Porifera.
§ Dengan
regenerasi, yaitu sebagian tubuh terpisah dan selanjutnya bagian tadi dapat
tumbuh menjadi individu baru yang lengkap. Misalnya pada Planaria dan Bintang
Laut.
b. Perkembangbiakan
seksual
Pada reproduksi seksual tidak selalu
terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat terbentuk individu baru tanpa
adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
§ Tanpa
pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat
tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
§ Dengan
pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.
Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata
yang belum jelas alat reproduksinya misalnya Paramecium. Anisogami, yaitu
peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan
mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum di
dalam rahim.
C.
Keanekaragaman
Manusia Dan Hewan
1.
Keanekaragaman
Manusia
Keanekaragaman merupakan dasar ciri–ciri
makhluk hidup. Adanya keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari
suatu spesies terhadap lingkungannya. Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada
tumbuhan dan hewan saja tetapi juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman
yang terjadi hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat.
Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat
dengan mudah melalui fenotip atau sifat yang tampak.
Fenotip dapat dikatakan sebagai
karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang nyata yang
dmiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti warna kulit atau
tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya, seperti pada
penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotip merupakan
hasil produk-produk gen yang diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun,
gen memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi
fenotip.
Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki
suatu individu. Genotip yang terekpresikan menampakan fenotip pada suatu
individu. Genotip yang melibatkan alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat
menghasilkan genotip yang homozigot.
Keturunan homozigot dapat
dihasilkan dari galur murni. Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang
berbeda.
Keanekaragaman pada manusia tidak lepas
dari peran gen meskipun yang dapat diamati secara langsung hanya fenotipnya.
Keanekaragaman pada manusia antara lain dapat dilihat dari:
a.
Ujung daun telinga, dibedakan
menjadi dua yaitu ujung daun telinga bebas dan ujung telinga melekat. Ujung
telinga bebas merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya ujung telinga
melekat merupakan pembawa sifat resesif.
b. Ibu
jari pada manusia ada yang dapat membengkok dan ada yang tidak. Hal ini
disebabkan adanya gen dominan dan resesif. Jari yang dapat membengkok adalah
pembawa sifat dominan dan yang tidak dapat membengkok adalah sifat resesif.
c. Rambut
juga dapat dipakai sebagai indikator keanekaraman pada manusia. Rambut manusia
dibedakan menjadi dua yaitu rambut tidak lurus dan rambut lurus. Ciri pada
rambut tersebut membedakan gen pada manusia. Jika seseorang mempunyai rambut
tidak lurus berarti dia membawa sifat dominan dan sebaliknya.
d. Hidung,
manusia secara umum memiliki hidung mancung atau pesek. Perbedaan ini
menandakan adanya perbedaan ciri pada manusia. Hidung mancung merupakan pembawa
sifat dominan dan hidung pesek adalah pembawa sifat resesif.
e. Warna
kulit, manusia mempunyai warna kulit hitam, coklat, dan putih. Semakin hitam
warna kulitnya maka seseorang akan membawa sifat dominan. Manusia juga ada yang
mempunyai warna kulit transparan atau biasa disebut albino. Albino merupakan
kelainan genetik karena seseorang tidak mempunyai pigmen dalam tubuhnya.
Kelainan ini dapat diturunkan lewat perkawinan karena membawa sifat resesif.
f. Lidah,
dibedakan menjadi dua yaitu lidah yang dapat melipat dan tidak dapat melipat.
Lidah yang dapat melipat merupakan pembawa sifat dominan dan lidah yang tidak
dapat melipat merupakan pembawa sifat resesif.
g. Lesung
pipi merupakan cekungan pada pipi manusia. Cekungan ini dapat terlihat saat
wajah seseorang yang mempunyai lesung pipi ini diam atau sedang berekspresi.
Orang yang mempunyai lesung pipi merupakan pembawa sifat dominan dan
sebaliknya.
h. Golongan
darah A,B dan O. Penggolongan darah pada manusia ada empat yaitu A, B, AB, dan
O. Pembagian golongan darah ini didasarkan pada ada atau tidaknya sistem ABO
yaitu ada-tidaknya aglutinogen dan aglutinin dalam darah.
2.
Keanekaragaman
Hewan
Hewan adalah
kelompok besar organisme yang multiseluler, mampu menanggapi rangsangan dengan
aktif, dan memperoleh nutrien dengan memakan organisme lain (heterotrof).
Keanekaragaman pada hewan merupakan variasi dari struktur, bentuk, jumlah, dan
sifat lainnya pada suatu waktu dan tempat tertentu. Hewan termasuk dalam
Kingdom Animalia. Berdasarkan ada atau tidaknya tulang belakang, hewan dibagi
menjadi dua yaitu:
a. Hewan
Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang. Hewan ini memiliki
struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok
hewan bertulang punggung/belakang. Selain itu, sistem pencernaan, pernapasan
dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata. Jenis dar
hewan invertebrata terdiri dari :
§ Protozoa
§ Porifera/hewan
berpori
§ Coelenterata/hewan
berongga
§ Platyhelminthes/cacing
pipih
§ Nemathelminthes/cacing
gilig
§ Annelida/cacing
gelang
§ Mollusca/hewan
bertubuh lunak
§ Echinodermata/hewan
berkulit duri
b. Hewan
vertebrata adalah hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki
struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata.
Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya
sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini
tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi
kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran
darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya. Ciri-ciri
tubuh hewan yang bertulang belakang yaitu mempunyai tulang yang terentang dari
balakang kepala sampai bagian ekor, mempunyai otak yang dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak, tubuh berbentuk simetris bilateral, mempunyai kepala,
leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak ada. Hewan bertulang
belakang (vertebrata) ini terdiri antara lain :
§ Pisces
(Contoh: ikan guramih, hiu, dan ikan lele)
§ Amphibia
(Contoh: penyu dan buaya)
§ Reptilia
(Contoh: ular, kadal dan iguana)
§ Aves
(Contoh: burung, ayam, bebek, dan angsa)
§ Mammalia
(Contoh: kambing, kucing, sapi, dan gajah)
D.
Hakekat
Pembelajaran Ilmu Alamiah Dasar
Pada hakikatnya
ilmu alamiah dasar adalah bukan suatu ilmu yang berdiri sendiri, melainkan
merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang iptek
(ilmu pengetahuan dan teknologi). Jadi ilmu alamiah dasar tidak dapat berdiri
sendiri tanpa adanya ilmu-ilmu lainnya.
Ilmu alamiah
atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan
pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di
muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu alamiah dasar (IAD)
hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja. Sebenarnya
kita sudah tidak asing lagi dengan disiplin ilmu ini, karena secara tidak sadar
sudah kita temukan dimana saja, dan kapan saja, serta dalam bentuk apa saja.
Dan tentunya semua ilmu memiliki tujuan, peran, manfaat dan fungsi. Begitu juga
dengan ilmu alamiah dasar. Tujuan ilmu alamiah dasar adalah:
§ Memperkenalkan
konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan alam.
§ Memberikan
wawasan pengetahuan, pengertian, dan apresiasi terhadap objek dan cara
pemikiran serta cara-cara pendekatan dalam IPA dan teknologi.
§ Memberikan
bekal untuk memanfaatkan bahan dan cara pemikiran , cara-cara pendekatan dan
hasil-hasil dalam IPA dan teknologi.
§ Mengembangkan
interaksi yang selaras dan disiplin-disiplin ilmu eksakta maupun non-eksakta.
Sedangkan fungsi dari Pengajaran
Ilmu alamiah dasar adalah:
§ Mengembangkan
apresiasi IPA dan teknologi kepada mahasiswa Non-eksakta.
§ Mendorong
dan mengembangkan kemanfaatan ilmu alamiah dasar pada pengembangan diri, ilmu
dan profesi para mahasiswa non-eksakta.
E.
Terbentuknya
Alam Semesta, Tata Surya, Dan Bumi
a.
Alam
Semesta
Alam semesta atau jagad raya
didefinisikan sebagai ruang dan waktu dimana semua energi dan materi berpadu.
Alam semesta, kadang disebut alam raya atau mayapada. Terjadinya alam semesta
telah dipelajari oleh manusia sejak dahulu. Dari waktu ke waktu, sejalan dengan
perkembangan akal pikiran manusia yang diikuti oleh kemajuan teknologi,
pandangan terhadap alam semesta semakin luas.
Terbentuknya alam semesta menjadi
teka-teki yang menyibukkan bagi umat manusia. Sejauh perkembangan teori
terbentuknya alam semesta, belum ada yang dapat membuktikan secara empirik
kebenarannya. Hal ini dikarenakan manusia adalah hal nisbi bagi alam raya.
Manusia adalah sesuatu yang sangat baru di alam raya. Maka walaupun manusia
dengan susah payah mencari-cari bagaimana terbentuknya alam semesta sering
terhalang keterbatasan pandangannya. Keterbatasan pandangan ini sangat terikat
dengan pengetahuan apriori yang dimiliki manusia. Hal ini menyebabkan bahwa pandangan tentang alam raya sulit diuji
kebenarannya melalui pengalaman.
Pengertian alam semesta mencakup tentang
mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah
benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron,
sel, amuba dan sebagainya. Sedang Makrokosmos
adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya
bintang, planet, galaksi.
Para ahli astronomi menggunakan istilah
alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang
ada didalamnya. Manusia sebagai Makhluk Tuhan yang berakal budi dan sebagai
penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya untuk mencari
penjelasan tentang makna dari hal-hal yang diamati.
Dengan diperolehnya berbagai pesan dan
beraneka ragam cahaya dari benda- benda langit yang sampai di bumi timbulah
beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta,
diantaranya adalah teori keadaan tetap (steaddy-state theory), teori dentuman
besar (big-bang theory), teori terbentuknya galaksi dan teori Al-Qur’an
b.
Tata
Surya
Tata Surya Tata surya terdiri dari
matahari, Sembilan planet dan berbagai benda langit seperti satelit, komet, dan
asteroid. Tata surya tak lebih hanyalah gugusan kecil dari benda-benda langit
dan satu bintang. Tata surya adalah bagian kecil dari galaksi. Kita kenal
dengan sembilan planet mungkin ketika sekolah dasar, dari sebilan planet
tersebut terbagi dua bagian yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam
adalah planet yang dekat dengan matahari yang terdiri dari Merkurius, Venus,
Bumi, dan Mars. Sedangkan Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto yang
sekarang tereliminasi termasuk planet luar.
Menurut pengetahuan terkini dalam fisika
modern, planet bumi mengelilingi matahari. Galaksi bintang-bintang tempat
matahari berada merupakan satu dari jutaan galaksi yang tersebar pada sistem
ruang dan waktu yang berkembang dari ledakan energi milyaran tahun lalu. Surya
adalah kata lain dari Matahari. Tata surya berarti adanya suatu organisasi yang
teratur pada matahari itu. Matahari ini dikelilingi oleh planet-planet, antara
lain adalah bumi. Planet-planet juga dikitari oleh benda lain yang disebut
dengan satelit. Oleh karena itu satelit dari Bumi adalah Bulan.
Ada beberapa teori yang menjelaskan
tentang proses terjadinya tata surya, salah satu teori yang menjelaskan tentang
proses pembentukan tata surya adalah teori kabut atau teori nebula. Teori kabut
atau yang sering di sebut juga dengan teori nebula ini di kemukakan oleh
seorang ahli yang bernama Immanuel kart dan juga simon de laplace. Dalam teori
ini pada mulanya terdapat satu buah nebula yang berbaur dan hampir saja bulat
serta dapat berotasi dengan menggunakan kecepatan yang sangat lambat sehingga
hal ini mulai menyusut. Dan akibatnya adalah terbentuklah satu buah cakram yang
datar pada bagian tengahnya. Penyusutan yang terjadi terus berlanjut dan pada
akhirnya terbentuk satu buah matahari yang ada di suatu pusat cakram. Cakram
ini kemudian berotasi secara lebih cepat lalu kemudian pada bagian tepi tepi
sebuah cakramtersebut menjadi terlepas dan membentuk gelang gelang bahan.
Setelah itu bahan yang terdapat dalam gelang gelang menjadi memadat sehingga
terbentuklah salah satu anggota tata surya yaitu planet-planet yang berevolusi
untuk mengitari Matahari. Inilah proses terjadinya tata surya
c.
Bumi
Bumi memiliki
atmosfer yang kaya akan oksigen, mengandung air yang sangat banyak, memiliki suhu relatif sedang sehingga
cocok untuk kehidupan makhluk hidup, dan mengandung berbagai senyawa kimia yang
juga mendukung kehidupan. Sejauh ini, hal tersebut tidak dimiliki oleh planet
lain di manapun di tata surya. Di antara bentangan jagat raya yang luasnya tak terbatas, planet
Bumi sebenarnya hanyalah sebuah planet kecil yang tampak tidak lebih dari
setitik debu di tata surya. Namun, Bumi begitu unik dan berbeda dari planet
maupun benda langit lain.
Bumi adalah
mukjizat dalam alam semesta. Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet
dalam tata surya. Diperkirakan usianya mencapai 4.6 milyar tahun. Jarak antara
bumi dan matahari adalah 149.6 juta kilometer. Bumi mempunyai lapisan udara
(atmosfer) dan medan magnet yang disebut magnotosfer yang melindungi bumi dari
matahari, sinar ultraviolet, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini
dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer dan Eksosfer. Lapisan
ozon, setinggi 50 km, berada dilapisan stratosfer dan mesosfer untuk melindungi
bumi dari sinar ultraviolet. Perbedaan suhu bumi adalah antara -700C hingga
550C tergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun
35,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 miliyar ton, dengan luas permukaan 510 juta km persegi. Berat jenis
bumi sekitar 5.500 km/m kubik digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis
planet yang lain. Kerak bumi lebih tipis didasar laut yaitu sekitar 5 km.
Kerak bumi
terbagi kepada beberapa bagian dan
bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng yang menghasilkan gempa bumi.
Titik tertinggi dipermukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter,
dan titik terdalam adalah palung mariana di samudra pasifik dengan kedalaman
10.924 meter. Dan danau terdalam adalah danau baikal dengan kedalam 1.637
meter. Ada beberapa teori yang menyatakan asal usul bumi, diantaranya :
a. Teori
Sedimen
Pengukuran usia Bumi didasarkan atas
perhitungan tebal lapisan sedimen yang membentuk batuan. Dengan mengetahui
ketebalan lapisan sedimen rata-rata yang terbentuk setiap tahunnya dengan
membandingkan tebal batuan sedimen yang terdapat di Bumi sekarang ini, maka
dapat dihitung umur lapisan tertua kerak Bumi. Berdasar perhitungan macam ini di perkirakan Bumi
terbentuk 500 juta tahun yang lalu.
b. Teori
Kadar Garam
Pengukuran usia Bumi berdasarkan
perhitungan kadar garam di laut. Diduga
bahwa mula-mula laut itu berair tawar. Dengan adanya sirkulasi air dalam
alam ini, maka air yang mengalir dari darat melalui sungai ke laut membawa
garam-garam. Keadaan semacam itu berlangsung terus-menerus sepanjang abad.
Dengan mengetahui kenaikan kadar garam setiap tahun, yang dibandingkan dengan
kadar garam pada saat ini, yaitu kurang lebih 320, maka dihasilkan perhitungan
bahwa bumi telah terbentuk 1000 juta tahun yang lalu.
c. Teori
Termal
Pengukuran usia Bumi berdasarkan
perhitungan suhu Bumi. Diduga bahwa Bumi mula-mula merupakan batuan yang sangat
panas yang lama-kelamaan mendingin. Dengan mengetahui massa dan suhu Bumi saat
ini, maka ahli fisika bangsa Inggris
bernama Elfin memperkirakan bahwa perubahan bumi menjadi batuan yang
dingin seperti saat ini batuan yang sangat panas pada permulaannya memerlukan
waktu 20.000 juta tahun.
d. Toeri
Planetisimal
Teori Planetisimal dikemukakan oleh
Forest Ray Multon seorang ahli astronomi dan bersama rekannya Thomas
C.Chamberlain, ahli geologi , pada awal abad ke -20. Teori ini mengatakan bahwa
matahari terdiri dari gas yang bermassa besar dan suatu ketika bintang melintas disamping
matahari yang sangat dekat yang hampir terjadi tabrakan, Dekatnya bintang dan
matahari terdapat pengaruh gaya gravitasi yang mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi, dari
besarnya gaya gravitasi sebagian materi terlempar meninggalkan permukaan matahari
dan permukaan bintang dan membentuk gumpalan-gumpalan akibat dari penyusupan,
lalu terjadi pendinginan dan padat, terbentuklah planet-planet yang
mengelilingi matahari.
e. Teori
Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori pasang surut dikemukakan oleh
James Jeans dan Harold Jeffereys pada tahun 1918. Teori ini menjeaskan bahwa
terdapat suatu bintang besar yang mendekati matahari yang masih berbentuk gas,
dari besarnya massa matahari dan besarnya massa bintang yang melaju membentuk
sebuah tonjolan-tonjolan pada matahari
yang disebabkan gaya tarik bintang yang melaju. Semakin menjauhnya
bintang melaju dengan matahari maka tonjolan-tonjolan tersebut berpisah dan
membentuk sebuah gumpalan-gumpalan gas yang membeku dan terbentuklah
plant-planet baru termasuk diantaranya bumi.
f. Teori
Bintang Kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh
R.A. Lyttleton seorang ahli Astronomi. Menurutnya, bahwa teori ini berasal dari
bintang kembar yang berkombinasi. Dimana salah satu bintang meledak sehingga
bahan materialnya terlempar, dari besarnya gaya gravitas bintang yang tidak meledak
membuat material yang terlempar kemudian akan tertarik dan mengelilingi
matahari. Bintang yang tidak meledak disebut dengan matahari. Sedangkan pecahan
bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinya.
g. Teori
Big Bang
Teori Big Bang berawal dari puluhan
milyar tahun lalu yang awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar
pada prosesnya lalu. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan
ringan terlempar ke luar serta bagian besarnya berkumpul di pusat dengan
membentuk cakram raksasa dimana suatu saat terjadi ledakan dasyat dari gumpalan
besar tersebut membentuk galaksi dan nebula-nebula, selama kurang lebih 4,6
milyar tahun, nebula-nebula tersebut membuka dan membentuk galaksi bimasakti,
selanjutnya membentuk sistam tata surya, Gumpalan yang terlempar keluar
mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang dingin dan
memadat. Kemudian gumpalan tersebut membentuk planet-planet, termasuk bumi. Teori
Big Bang banyak dipercaya oleh para ahli dan merupakan titik terakhir dari
pencapaian titi terakhir ilmu pengetahuan tentang asal mausal alam semesta. Di
dibuktikan bahwa Big Bang adalah jumlah heterogen dan helium sesuai dengan sisa
peninggalan peristiwa big bang. Dimana jika alam semesta tidak memiliki
permulaan maka unsur hidrogen telah habis sama sekali dan berupa menjadi
helium.
h. Teori
Al-Qur’an
Sedangkan dalam islam diterangkan dalam
ayat Al-Qur'an tentang asal muasal alam semestara yang berbunyi : "Yang
telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang (QS. Al-Mulk
67:3)".
DAFTAR
PUSTAKA
-http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-ilmiah.html
-http://cacatanipa.blogspot.co.id/2015/07/sistem-reproduksi-pada-manusia.html
-http://biologimediacentre.com/sistem-reproduksi-1-reproduksi-pada-hewan/
-https://metaluwitasari.wordpress.com/ipa-1/klasifikasi-zat/keanekaragaman-makhluk-hidup/keanekaragaman-hewan/
- http://hambolot.blogspot.co.id/2011/03/hakikat-ilmu-alamiah-dasar.html
-http://www.kompasiana.com/jucky/teori-terbentuknya-alam-semesta-tata-surya-dan-bumi_550097b5a33311376f5118bdv
- http://www.artikelsiana.com/2015/05/proses-terbentuknya-bumi-singkat-t
Tidak ada komentar:
Posting Komentar