Minggu, 05 April 2020

MAKALAH ILMU ALAMIAH DASAR

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik.
Makalah dengan judul “Ilmu Alamiah Dasar“ ini dibuat guna memenuhi tugas ujian tengah semester mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar, dan juga sebagai bahan pembelajaran di kalangan mahasiswa.
Sebagai manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, saya menyadari banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat saya harapkan, guna menyempurnakan makalah selanjutnya.
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu sehingga tugas makalah ini dapat terselesaikan.

Ternate, 19 November 2016
ANGGI D.PUTRA, S.H
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam era globalisasi ini telah banyak bermunculan ilmu pengetahuan yang mutakhir dimana-mana, yang semua itu akan berdampak pada kehidupan kita didunia. Salah satu dari beberapa ilmu itu adalah ilmu alamiah dasar.
Kita sebagai para calon pendidik pun masih banyak kelemahan dalam penguasaan ilmu, banyak belum mengenal ilmu-ilmu tersebut. Khususnya ilmu kealaman dasar yang penting bagi kakir kita mendatang.
Hakiakat ilmu kealaman dasar itu pun mampu menjadi dasar bagi kita untuk melangkah dalam mempelajari mata kuliah ini. Serta peranannya yang besar bagi perkembangan kita untuk hidup dalam masyarakat. IAD Memberikan arah yang jelas.
Ilmu pengeetahuan tercipta karena adanya kebutuhan manusia untuk menguasai alam semesta dalam rangka mempertahankan hidupnya. Sesuai dengan perkembanan kebutuhan manusia, ilmu pun selalu berkembang dengan cepat. Ilmu dapat memberikan dampak yang bermacam-macam terhadap kehidupan manusia.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa langkah-langkah dalam metode ilmiah ?
2.      Bagaimana sistem reproduksi manusia dan hewan ?
3.      Bagaimanakah keanekaragaman manusia dan hewan ?
4.      Bagaimana hakekat pembelajaran Ilmu Alamiah Dasar ?
5.      Bagaimana terbentuknya alam semesta, tata surya, dan bumi ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Langkah-Langkah Metode Ilmiah
Karena metode ilmiah dilakukan secara sistematis dan berencana, maka terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan secara urut dalam pelaksanaannya. Setiap langkah atau tahapan dilaksanakan secara terkontrol dan terjaga. Adapun langkah-langkah metode ilmiah adalah sebagai berikut:
1.      Merumuskan Masalah
Berpikir ilmiah melalui metode ilmiah didahului dengan kesadaran akan adanya masalah. Permasalahan ini kemudian harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya. Dengan penggunaan kalimat tanya diharapkan akan memudahkan orang yang melakukan metode ilmiah untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya, menganalisis data tersebut, kemudian menyimpulkannya.Permusan masalah adalah sebuah keharusan. Bagaimana mungkin memecahkan sebuah permasalahan dengan mencari jawabannya bila masalahnya sendiri belum dirumuskan.
2.      Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah yang masih memerlukan pembuktian berdasarkan data yang telah dianalisis. Dalam metode ilmiah dan proses berpikir ilmiah, perumusan hipotesis sangat penting. Rumusan hipotesis yang jelas dapat memabntu mengarahkan pada proses selanjutnya dalam metode ilmiah. Seringkali pada saat melakukan penelitian, seorang peneliti merasa semua data sangat penting. Oleh karena itu melalui rumusan hipotesis yang baik akan memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data yang benar-benar dibutuhkannya. Hal ini dikarenakan berpikir ilmiah dilakukan hanya untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
3.      Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan tahapan yang agak berbeda dari tahapan-tahapan sebelumnya dalam metode ilmiah. Pengumpulan data dilakukan di lapangan. Seorang peneliti yang sedang menerapkan metode ilmiah perlu mengumpulkan data berdasarkan hipotesis yang telah dirumuskannya. Pengumpulan data memiliki peran penting dalam metode ilmiah, sebab berkaitan dengan pengujian hipotesis. Diterima atau ditolaknya sebuah hipotesis akan bergantung pada data yang dikumpulkan.
4.      Menguji Hipotesis
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa hipotesis adalah jawaban sementaradari suatu permasalahan yang telah diajukan. Berpikir ilmiah pada hakekatnya merupakan sebuah proses pengujian hipotesis. Dalam kegiatan atau langkah menguji hipotesis, peneliti tidak membenarkan atau menyalahkan hipotesis, namun menerima atau menolak hipotesis tersebut. Karena itu, sebelum pengujian hipotesis dilakukan, peneliti harus terlebih dahulu menetapkan taraf signifikansinya. Semakin tinggi taraf signifikansi yang tetapkan maka akan semakin tinggi pula derjat kepercayaan terhadap hasil suatu penelitian.Hal ini dimaklumi karena taraf signifikansi berhubungan dengan ambang batas kesalahan suatu pengujian hipotesis itu sendiri.
5.      Merumuskan Kesimpulan
Langkah paling akhir dalam berpikir ilmiah pada sebuah metode ilmiah adalah kegiatan perumusan kesimpulan. Rumusan simpulan harus bersesuaian dengan masalah yang telah diajukan sebelumnya. Kesimpulan atau simpulan ditulis dalam bentuk kalimat deklaratif secara singkat tetapi jelas. Harus dihindarkan untuk menulis data-data yang tidak relevan dengan masalah yang diajukan, walaupun dianggap cukup penting. Ini perlu ditekankan karena banyak peneliti terkecoh dengan temuan yang dianggapnya penting, walaupun pada hakikatnya tidak relevan dengan rumusan masalah yang diajukannya.
B.       Resume Tentang Reproduksi Manusia Dan Hewan
1.      Sistem Reproduksi Pada Manusia
Sistem reproduksi pada manusia merupakan suatu rangkaian proses berkembang biak yang menghasilkan keturunan. Setiap makhluk hidup dimuka bumi ini melakukan sistem reproduksi untuk melestarikan jenisnya, tidak terkecuali manusia. Manusia sebagai makhluk hidup juga mengalami reproduksi demi melestarikan keturunannya. Sistem reproduksi masing-masing makhluk hidup tidak akan sama karena berbeda jenis. Pada kesempatan kali ini yang akan dibahas yakni sistem reproduksi pada manusia. Dimana manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena diberi akal untuk berpikir. Langsung saja berikut penjelasan tentang sistem reproduksi pada manusia.Reproduksi pada manusia atau terbentuknya manusia baru dimulai dari bertemunya sel kelamin laki-laki (sperma) dengan perempuan (sel telur). Supaya bisa mereproduksi harus terdapat alat reproduksi yang dapat menghasilkan manusia baru, baik alat reproduksi pria maupun wanita. 
a.         Sistem Reproduksi Pria
Manusia sebagai makhluk hidup tentu melakukan reproduksi untuk melestarikan keturunan. Supaya bisa menghasilkan keturunan, manusia membutuhkan alat reproduksi baik pria maupun wanita. Alat reproduksi pada pria maupun wanita terdiri dari beberapa bagian yang disebut dengan sistem reproduksi yang nantinya melahirkan keturunan. Sama halnya sistem reproduksi pria yang harus menggunakan alat reproduksi pria yang terdiri dari beberapa bagian untuk bisa menghasilkan keturunan. Bagian alat reproduksi pria terdiri dari antara lain:
§  Testis, merupakan tempat pembentukan sperma atau spermatogenesis yang berlangsung 2-3 minggu. Sel sperma tersebut akan keluar melalui saluran sperma menuju ke p3nis. Testis ini terletak diluar tubuh, bentuknya bulat menyerupai telur dengan jumlah dua telur.
§  Epididimis, merupakan tempat pematangan sperma sebelum dikeluarkan melalui p3nis. Seorang pria normal akan memiliki sepasang epididimis karena setiap testis memiliki satu epididimis.
§  Vas deferens, fungsinya untuk menghubungkan epididimis dengan uretra atau kantong sperma.
§  Vesikula seminalis, merupakan cairan yang bercampur dengan sperma selama perjalanan menuju ke uretra. Vesikula seminalis ini akan menghasilkan makanan untuk sperma selama perjalanan menuju sel telur.
§  Kelenjar cowper,  kelenjar penghasil lendir dan dialirkan ke uretra. Lendir ini berfungsi untuk mendukung kehidupan sperma.
§  Uretra, merupakan sebuah saluran urine yang menghubungkan dari kandung kemih menuju penis.
§  Penis, merupakan organ pria yang berfungsi mengeluarkan sperma dan memindahkan ke dalam rahim wanita.
§  Skrotum,  merupakan kantong testis yang melindungi testis dan mengatur suhu testis. Kantong ini bisa naik dan turun untuk menjaga suhu testis selama pembentukan sperma. Ketika dingin, skrotum akan naik supaya suhunya tetap hangat. Sebaliknya, ketika panas maka skrotum akan turun.
Seperti itulah sistem reproduksi pria yang terdiri dari bagian-bagian alat reproduksi pria untuk menghasilkan keturunan.
b.      Sistem Reproduksi Wanita
Manusia sebagai mahkluk yang berakal pasti akan melakukan reproduksi untuk menghasilkan keturunan. Seperti halnya makhluk hidup lainnya yang melakukan perkembang biakan demi kelestarian jenisnya. Pembentukan manusia baru harus melalui sistem reproduksi pria dan wanita. Namun, pada kesempatan ini akan membahas sistem reproduksi wanita yang merupakan tempat pembuahan manusia baru. Sistem reproduksi pada wanita harus melibatkan alat reproduksi pada wanita. Sedangkan alat reproduksi yang dimiliki wanita memiliki beberapa bagian. Bagian-bagian dari alat reproduksi wanita itulah yang dinamakan sistem repsoduksi pada wanita. Bagian alat reproduki wanita terdiri dari antara lain :
§  Ovarium, merupakan tempat pembentukan sel telur terletak pada rongga badan dengan jumlah sepasang.
§  Tuba falopi, saluran yang menghubungkan ovarium dengan rahim. Tuba falopi jumlahnya sepasang dan menjadi tempat pembuahan sel telur oleh sperma.
§  Rahim, merupakan tempat terbentuknya janin hingga kelahiran anak.
§  Vagina, alat kelamin wanita yang menjadi tempat keluarnya bayi.
Pada waktu tertentu, ovarium yang menjadi tempat pembentukan sel telur ini akan melepaskan sel-sel telur ke dalam rahim yang terlebih dahulu melalui tuba falopi. Ketika sel telur berada di falopi terdapat sperma yang masuk maka akan terjadi pembuahan. Sehingga pembuahan terjadi pada di falopi. Sebaliknya, jika tidak ada sperma yang membuahi selama sel telur berada dalam falopi makan tidak akan terjadi pembuahan melainkan menstruasi pada wanita.
Sel telur yang sudah dibuahi oleh sperma dinamakan zigot yang kemudian bergerak meuju rahim. Selama perjalanan menuju rahim, zigot telah membelah dirinya berkali-kali untuk membentuk embrio. Embrio yang telah terbentuk akan menempel pada dinding rahim dan akan tumbuh kembang di dalam rahim menjadi janin. Janin akan terus berkembang dari minggu ke minggu dalam rahim wanita hingga kurang lebih 9 bulan lamanya.
Demikian sistem reproduksi wanita yang dapat menghasilkan manusia baru untuk melestarikan keturunan. Pada dasarnya sistem reproduksi pada manusia harus terdapat dua alat reproduksi yakni pria dan wanita yang bertemu dan melakukan interaksi untuk menghasilkan janin.
2.      Sistem Reproduksi Pada Hewan
Reproduksi hewan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan aseksual terjadi tanpa peleburan sel kelamin jantan dan betina. Perkembangbiakan aseksual umumnya terjadi pada hewan tingkat rendah atau tidak bertulang bekakang (avertebrata) dan sebagian kecil vertebrata. Perkembangbiakan seksual terjadi pada hampir seluruh tingkatan hewan. Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan alat betina dan ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan (fertilisasi).
a.       Perkembangbiakan aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan invertebrata terjadi dengan cara antara lain :
§  Membelah diri (pembelahan biner),  yaitu pembelahan diri dari satu sel menjadi dua sel baru. Misalnya, terjadi pada Protozoa.
§  Fragmentasi, yaitu pemisahan sebagian sel dari suatu koloni dan selanjutnya membentuk koloni sel baru. Misalnya, terjadi pada Volvox.
§  Sporulasi atau pembentukan spora, misalnya Plasmodium (penyebab malaria) pada fase oosit. Oosit akan membelah dan selanjutnya akan menghasilkan sporozoit.
§  Pembentuhan tunas, misalnya pada hewan Hydra dan Porifera.
§  Dengan regenerasi, yaitu sebagian tubuh terpisah dan selanjutnya bagian tadi dapat tumbuh menjadi individu baru yang lengkap. Misalnya pada Planaria dan Bintang Laut.
b.      Perkembangbiakan seksual
Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
§  Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
§  Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.
Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya Paramecium. Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum di dalam rahim.
C.    Keanekaragaman Manusia Dan Hewan
1.      Keanekaragaman Manusia
Keanekaragaman merupakan dasar ciri–ciri makhluk hidup. Adanya keanekaragaman genetik merupakan hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap lingkungannya. Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada tumbuhan dan hewan saja tetapi juga manusia. Namun pada manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya pada tingkat gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau sifat yang tampak.
Fenotip dapat dikatakan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang nyata yang dmiliki oleh organisme. Ciri itu tampak oleh mata, seperti warna kulit atau tekstur rambut. Fenotip dapat juga diuji untuk identifikasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris atau uji serologi tipe darah. Fenotip merupakan hasil produk-produk gen yang diekspresikan di dalam lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-batasan di dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotip.
Genotip ialah seluruh gen yang dimiliki suatu individu. Genotip yang terekpresikan menampakan fenotip pada suatu individu. Genotip yang melibatkan alel-alel pada suatu lokus tunggal dapat menghasilkan genotip yang homozigot.  Keturunan  homozigot dapat dihasilkan dari galur murni. Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang berbeda.
Keanekaragaman pada manusia tidak lepas dari peran gen meskipun yang dapat diamati secara langsung hanya fenotipnya. Keanekaragaman pada manusia antara lain dapat dilihat dari:
a.       Ujung daun telinga, dibedakan menjadi dua yaitu ujung daun telinga bebas dan ujung telinga melekat. Ujung telinga bebas merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya ujung telinga melekat merupakan pembawa sifat resesif.
b.      Ibu jari pada manusia ada yang dapat membengkok dan ada yang tidak. Hal ini disebabkan adanya gen dominan dan resesif. Jari yang dapat membengkok adalah pembawa sifat dominan dan yang tidak dapat membengkok adalah sifat resesif.
c.       Rambut juga dapat dipakai sebagai indikator keanekaraman pada manusia. Rambut manusia dibedakan menjadi dua yaitu rambut tidak lurus dan rambut lurus. Ciri pada rambut tersebut membedakan gen pada manusia. Jika seseorang mempunyai rambut tidak lurus berarti dia membawa sifat dominan dan sebaliknya.
d.      Hidung, manusia secara umum memiliki hidung mancung atau pesek. Perbedaan ini menandakan adanya perbedaan ciri pada manusia. Hidung mancung merupakan pembawa sifat dominan dan hidung pesek adalah pembawa sifat resesif.
e.       Warna kulit, manusia mempunyai warna kulit hitam, coklat, dan putih. Semakin hitam warna kulitnya maka seseorang akan membawa sifat dominan. Manusia juga ada yang mempunyai warna kulit transparan atau biasa disebut albino. Albino merupakan kelainan genetik karena seseorang tidak mempunyai pigmen dalam tubuhnya. Kelainan ini dapat diturunkan lewat perkawinan karena membawa sifat resesif.
f.       Lidah, dibedakan menjadi dua yaitu lidah yang dapat melipat dan tidak dapat melipat. Lidah yang dapat melipat merupakan pembawa sifat dominan dan lidah yang tidak dapat melipat merupakan pembawa sifat resesif.
g.      Lesung pipi merupakan cekungan pada pipi manusia. Cekungan ini dapat terlihat saat wajah seseorang yang mempunyai lesung pipi ini diam atau sedang berekspresi. Orang yang mempunyai lesung pipi merupakan pembawa sifat dominan dan sebaliknya.
h.      Golongan darah A,B dan O. Penggolongan darah pada manusia ada empat yaitu A, B, AB, dan O. Pembagian golongan darah ini didasarkan pada ada atau tidaknya sistem ABO yaitu ada-tidaknya aglutinogen dan aglutinin dalam darah.
2.      Keanekaragaman Hewan
Hewan adalah kelompok besar organisme yang multiseluler, mampu menanggapi rangsangan dengan aktif, dan memperoleh nutrien dengan memakan organisme lain (heterotrof). Keanekaragaman pada hewan merupakan variasi dari struktur, bentuk, jumlah, dan sifat lainnya pada suatu waktu dan tempat tertentu. Hewan termasuk dalam Kingdom Animalia. Berdasarkan ada atau tidaknya tulang belakang, hewan dibagi menjadi dua yaitu:
a.       Hewan Invertebrata adalah hewan yang tidak bertulang belakang. Hewan ini memiliki struktur morfologi dan anatomi lebih sederhana dibandingkan dengan kelompok hewan bertulang punggung/belakang. Selain itu, sistem pencernaan, pernapasan dan peredaran darah lebih sederhana dibandingkan hewan invertebrata. Jenis dar hewan invertebrata terdiri dari :
§  Protozoa
§  Porifera/hewan berpori
§  Coelenterata/hewan berongga
§  Platyhelminthes/cacing pipih
§  Nemathelminthes/cacing gilig
§  Annelida/cacing gelang
§  Mollusca/hewan bertubuh lunak
§  Echinodermata/hewan berkulit duri
b.      Hewan vertebrata adalah hewan yang bertulang belakang atau punggung. Memiliki struktur tubuh yang jauh lebih sempurna dibandingkan dengan hewan Invertebrata. Hewan vertebrata memiliki tali yang merupakan susunan tempat terkumpulnya sel-sel saraf dan memiliki perpanjangan kumpulan saraf dari otak. Tali ini tidak di memiliki oleh yang tidak bertulang punggung. Dalam memenuhi kebutuhannya, hewan vertebrata telah memiliki system kerja sempurna peredaran darah berpusat organ jantung dengan pembuluh-pembuluh menjadi salurannya. Ciri-ciri tubuh hewan yang bertulang belakang yaitu mempunyai tulang yang terentang dari balakang kepala sampai bagian ekor, mempunyai otak yang dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak, tubuh berbentuk simetris bilateral, mempunyai kepala, leher, badan dan ekor walaupun ekor dan leher tidak mutlak ada. Hewan bertulang belakang (vertebrata) ini terdiri antara lain :
§  Pisces (Contoh: ikan guramih, hiu, dan ikan lele)
§  Amphibia (Contoh: penyu dan buaya)
§  Reptilia (Contoh: ular, kadal dan iguana)
§  Aves (Contoh: burung, ayam, bebek, dan angsa)
§  Mammalia (Contoh: kambing, kucing, sapi, dan gajah)
D.      Hakekat Pembelajaran Ilmu Alamiah Dasar
Pada hakikatnya ilmu alamiah dasar adalah bukan suatu ilmu yang berdiri sendiri, melainkan merupakan kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Jadi ilmu alamiah dasar tidak dapat berdiri sendiri tanpa adanya ilmu-ilmu lainnya.
Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip. Ilmu alamiah dasar (IAD) hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja. Sebenarnya kita sudah tidak asing lagi dengan disiplin ilmu ini, karena secara tidak sadar sudah kita temukan dimana saja, dan kapan saja, serta dalam bentuk apa saja. Dan tentunya semua ilmu memiliki tujuan, peran, manfaat dan fungsi. Begitu juga dengan ilmu alamiah dasar. Tujuan ilmu alamiah dasar adalah:
§  Memperkenalkan konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan alam.
§  Memberikan wawasan pengetahuan, pengertian, dan apresiasi terhadap objek dan cara pemikiran serta cara-cara pendekatan dalam IPA dan teknologi.
§  Memberikan bekal untuk memanfaatkan bahan dan cara pemikiran , cara-cara pendekatan dan hasil-hasil dalam IPA dan teknologi.
§  Mengembangkan interaksi yang selaras dan disiplin-disiplin ilmu eksakta maupun non-eksakta.
Sedangkan fungsi dari Pengajaran Ilmu alamiah dasar adalah:
§  Mengembangkan apresiasi IPA dan teknologi kepada mahasiswa Non-eksakta.
§  Mendorong dan mengembangkan kemanfaatan ilmu alamiah dasar pada pengembangan diri, ilmu dan profesi para mahasiswa non-eksakta.
E.     Terbentuknya Alam Semesta, Tata Surya, Dan Bumi
a.      Alam Semesta
Alam semesta atau jagad raya didefinisikan sebagai ruang dan waktu dimana semua energi dan materi berpadu. Alam semesta, kadang disebut alam raya atau mayapada. Terjadinya alam semesta telah dipelajari oleh manusia sejak dahulu. Dari waktu ke waktu, sejalan dengan perkembangan akal pikiran manusia yang diikuti oleh kemajuan teknologi, pandangan terhadap alam semesta semakin luas.
Terbentuknya alam semesta menjadi teka-teki yang menyibukkan bagi umat manusia. Sejauh perkembangan teori terbentuknya alam semesta, belum ada yang dapat membuktikan secara empirik kebenarannya. Hal ini dikarenakan manusia adalah hal nisbi bagi alam raya. Manusia adalah sesuatu yang sangat baru di alam raya. Maka walaupun manusia dengan susah payah mencari-cari bagaimana terbentuknya alam semesta sering terhalang keterbatasan pandangannya. Keterbatasan pandangan ini sangat terikat dengan pengetahuan apriori yang dimiliki manusia. Hal ini menyebabkan  bahwa pandangan tentang alam raya sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.
Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos. Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amuba dan sebagainya. Sedang Makrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat besar, misalnya bintang, planet, galaksi.
Para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada didalamnya. Manusia sebagai Makhluk Tuhan yang berakal budi dan sebagai penghuni alam semesta selalu tergoda oleh rasa ingin tahunya untuk mencari penjelasan tentang makna dari hal-hal yang diamati.
Dengan diperolehnya berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda- benda langit yang sampai di bumi timbulah beberapa teori yang mengungkapkan tentang terbentuknya alam semesta, diantaranya adalah teori keadaan tetap (steaddy-state theory), teori dentuman besar (big-bang theory), teori terbentuknya galaksi dan teori Al-Qur’an
b.      Tata Surya
Tata Surya Tata surya terdiri dari matahari, Sembilan planet dan berbagai benda langit seperti satelit, komet, dan asteroid. Tata surya tak lebih hanyalah gugusan kecil dari benda-benda langit dan satu bintang. Tata surya adalah bagian kecil dari galaksi. Kita kenal dengan sembilan planet mungkin ketika sekolah dasar, dari sebilan planet tersebut terbagi dua bagian yaitu planet dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet yang dekat dengan matahari yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto yang sekarang tereliminasi termasuk planet luar.
 Menurut pengetahuan terkini dalam fisika modern, planet bumi mengelilingi matahari. Galaksi bintang-bintang tempat matahari berada merupakan satu dari jutaan galaksi yang tersebar pada sistem ruang dan waktu yang berkembang dari ledakan energi milyaran tahun lalu. Surya adalah kata lain dari Matahari. Tata surya berarti adanya suatu organisasi yang teratur pada matahari itu. Matahari ini dikelilingi oleh planet-planet, antara lain adalah bumi. Planet-planet juga dikitari oleh benda lain yang disebut dengan satelit. Oleh karena itu satelit dari Bumi adalah Bulan.
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang proses terjadinya tata surya, salah satu teori yang menjelaskan tentang proses pembentukan tata surya adalah teori kabut atau teori nebula. Teori kabut atau yang sering di sebut juga dengan teori nebula ini di kemukakan oleh seorang ahli yang bernama Immanuel kart dan juga simon de laplace. Dalam teori ini pada mulanya terdapat satu buah nebula yang berbaur dan hampir saja bulat serta dapat berotasi dengan menggunakan kecepatan yang sangat lambat sehingga hal ini mulai menyusut. Dan akibatnya adalah terbentuklah satu buah cakram yang datar pada bagian tengahnya. Penyusutan yang terjadi terus berlanjut dan pada akhirnya terbentuk satu buah matahari yang ada di suatu pusat cakram. Cakram ini kemudian berotasi secara lebih cepat lalu kemudian pada bagian tepi tepi sebuah cakramtersebut menjadi terlepas dan membentuk gelang gelang bahan. Setelah itu bahan yang terdapat dalam gelang gelang menjadi memadat sehingga terbentuklah salah satu anggota tata surya yaitu planet-planet yang berevolusi untuk mengitari Matahari. Inilah proses terjadinya tata surya
c.       Bumi
Bumi memiliki atmosfer yang kaya akan oksigen, mengandung air yang sangat  banyak, memiliki suhu relatif sedang sehingga cocok untuk kehidupan makhluk hidup, dan mengandung berbagai senyawa kimia yang juga mendukung kehidupan. Sejauh ini, hal tersebut tidak dimiliki oleh planet lain di manapun di tata surya. Di antara bentangan  jagat raya yang luasnya tak terbatas, planet Bumi sebenarnya hanyalah sebuah planet kecil yang tampak tidak lebih dari setitik debu di tata surya. Namun, Bumi begitu unik dan berbeda dari planet maupun benda langit lain.
Bumi adalah mukjizat dalam alam semesta. Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam tata surya. Diperkirakan usianya mencapai 4.6 milyar tahun. Jarak antara bumi dan matahari adalah 149.6 juta kilometer. Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut magnotosfer yang melindungi bumi dari matahari, sinar ultraviolet, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini dibagi menjadi Troposfer, Stratosfer, Mesosfer, Termosfer dan Eksosfer. Lapisan ozon, setinggi 50 km, berada dilapisan stratosfer dan mesosfer untuk melindungi bumi dari sinar ultraviolet. Perbedaan suhu bumi adalah antara -700C hingga 550C tergantung pada iklim setempat. Sehari dibagi menjadi 24 jam dan setahun 35,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 miliyar ton, dengan luas  permukaan 510 juta km persegi. Berat jenis bumi sekitar 5.500 km/m kubik digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain. Kerak bumi lebih tipis didasar laut yaitu sekitar 5 km.
Kerak bumi terbagi kepada  beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng yang menghasilkan gempa bumi. Titik tertinggi dipermukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung mariana di samudra pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Dan danau terdalam adalah danau baikal dengan kedalam 1.637 meter. Ada beberapa teori yang menyatakan asal usul bumi, diantaranya :
a.       Teori Sedimen
Pengukuran usia Bumi didasarkan atas perhitungan tebal lapisan sedimen yang membentuk batuan. Dengan mengetahui ketebalan lapisan sedimen rata-rata yang terbentuk setiap tahunnya dengan membandingkan tebal batuan sedimen yang terdapat di Bumi sekarang ini, maka dapat dihitung umur lapisan tertua kerak Bumi. Berdasar  perhitungan macam ini di perkirakan Bumi terbentuk 500 juta tahun yang lalu.
b.      Teori Kadar Garam
Pengukuran usia Bumi berdasarkan perhitungan kadar garam di laut. Diduga  bahwa mula-mula laut itu berair tawar. Dengan adanya sirkulasi air dalam alam ini, maka air yang mengalir dari darat melalui sungai ke laut membawa garam-garam. Keadaan semacam itu berlangsung terus-menerus sepanjang abad. Dengan mengetahui kenaikan kadar garam setiap tahun, yang dibandingkan dengan kadar garam pada saat ini, yaitu kurang lebih 320, maka dihasilkan perhitungan bahwa bumi telah terbentuk 1000 juta tahun yang lalu.
c.       Teori Termal
Pengukuran usia Bumi berdasarkan perhitungan suhu Bumi. Diduga bahwa Bumi mula-mula merupakan batuan yang sangat panas yang lama-kelamaan mendingin. Dengan mengetahui massa dan suhu Bumi saat ini, maka ahli fisika bangsa Inggris  bernama Elfin memperkirakan bahwa perubahan bumi menjadi batuan yang dingin seperti saat ini batuan yang sangat panas pada permulaannya memerlukan waktu 20.000  juta tahun.
d.      Toeri Planetisimal
Teori Planetisimal dikemukakan oleh Forest Ray Multon seorang ahli astronomi dan bersama rekannya Thomas C.Chamberlain, ahli geologi , pada awal abad ke -20. Teori ini mengatakan bahwa matahari terdiri dari gas yang bermassa besar dan  suatu ketika bintang melintas disamping matahari yang sangat dekat yang hampir terjadi tabrakan, Dekatnya bintang dan matahari terdapat pengaruh gaya gravitasi yang mengakibatkan tertariknya  gas dan materi ringan pada bagian tepi, dari besarnya gaya gravitasi sebagian materi terlempar meninggalkan permukaan matahari dan permukaan bintang dan membentuk gumpalan-gumpalan akibat dari penyusupan, lalu terjadi pendinginan dan padat, terbentuklah planet-planet yang mengelilingi matahari.
e.       Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori pasang surut dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffereys pada tahun 1918. Teori ini menjeaskan bahwa terdapat suatu bintang besar yang mendekati matahari yang masih berbentuk gas, dari besarnya massa matahari dan besarnya massa bintang yang melaju membentuk sebuah tonjolan-tonjolan pada matahari  yang disebabkan gaya tarik bintang yang melaju. Semakin menjauhnya bintang melaju dengan matahari maka tonjolan-tonjolan tersebut berpisah dan membentuk sebuah gumpalan-gumpalan gas yang membeku dan terbentuklah plant-planet baru termasuk diantaranya bumi.
f.       Teori Bintang Kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh R.A. Lyttleton seorang ahli Astronomi. Menurutnya, bahwa teori ini berasal dari bintang kembar yang berkombinasi. Dimana salah satu bintang meledak sehingga bahan materialnya terlempar, dari besarnya gaya gravitas bintang yang tidak meledak membuat material yang terlempar kemudian akan tertarik dan mengelilingi matahari. Bintang yang tidak meledak disebut dengan matahari. Sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinya.
g.      Teori Big Bang
Teori Big Bang berawal dari puluhan milyar tahun lalu yang awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada prosesnya lalu. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar serta bagian besarnya berkumpul di pusat dengan membentuk cakram raksasa dimana suatu saat terjadi ledakan dasyat dari gumpalan besar tersebut membentuk galaksi dan nebula-nebula, selama kurang lebih 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membuka dan membentuk galaksi bimasakti, selanjutnya membentuk sistam tata surya, Gumpalan yang terlempar keluar mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang dingin dan memadat. Kemudian gumpalan tersebut membentuk planet-planet, termasuk bumi. Teori Big Bang banyak dipercaya oleh para ahli dan merupakan titik terakhir dari pencapaian titi terakhir ilmu pengetahuan tentang asal mausal alam semesta. Di dibuktikan bahwa Big Bang adalah jumlah heterogen dan helium sesuai dengan sisa peninggalan peristiwa big bang. Dimana jika alam semesta tidak memiliki permulaan maka unsur hidrogen telah habis sama sekali dan berupa menjadi helium.
h.      Teori Al-Qur’an
Sedangkan dalam islam diterangkan dalam ayat Al-Qur'an tentang asal muasal alam semestara yang berbunyi : "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang (QS. Al-Mulk 67:3)".


DAFTAR PUSTAKA

-http://penelitiantindakankelas.blogspot.co.id/2013/07/pengertian-dan-langkah-langkah-metode-ilmiah.html
-http://cacatanipa.blogspot.co.id/2015/07/sistem-reproduksi-pada-manusia.html
-http://biologimediacentre.com/sistem-reproduksi-1-reproduksi-pada-hewan/
-https://metaluwitasari.wordpress.com/ipa-1/klasifikasi-zat/keanekaragaman-makhluk-hidup/keanekaragaman-hewan/
- http://hambolot.blogspot.co.id/2011/03/hakikat-ilmu-alamiah-dasar.html
-http://www.kompasiana.com/jucky/teori-terbentuknya-alam-semesta-tata-surya-dan-bumi_550097b5a33311376f5118bdv
- http://www.artikelsiana.com/2015/05/proses-terbentuknya-bumi-singkat-t

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENGENAL REKAM JEJAK DIGITAL KITA DI INTERNET

Anggi Dwi Putra, SH Dunia digital memiliki jangkauan yang luas, tidak terbatas ruang dan waktu, mudah diterima serta dibagikan. Jika dahulu ...